Astrada :Tony Lie
Skenario : Hafis Hidayati
Mama
Deani : Suci Mardiah Ningsih
Deani : Desi Anggraini
Revan : Deri Suhertian
Rara : Hesty Milanda
Nessa : Fitriani
Pak Yen : Ayuda Surya
Bu Diah : Gita Handayani
MC : Bunga Mirance
Wahid : Lazuardi Alpaba
Mama
Nessa : Yana Destasaila
Papa
Nessa : Arif Budi Kusuma
Dancer : Rika Sahara, Novielta Dwi Anggini,
Regina Varia, Siti Novia Malik, Utari Widyastuti, Vivi Safira
Lukis : Eka Sri Wulandari, Esa Puji Rahayu, Fani Balqis, Lisna Liza, Meryana, Miftahul Jannah, Ribka Martin,
Musik : Firmanto, Joma Hendra Saputra,
M. Rafiq, Sony Hutagalung, Titus Braham
Vokal : Novi Azriani
@Kamar
Deani
Kriiing...
Deani : “Hoam! Hadoh apaan sih ni jam ribut amat!”
(Melampar jam ke lantai dan kembali tidur)
Beberapa saat
kamudian,
Mama : “Deaaan!” (Berteriak dari luar kamar) “Dean
buka pintunya! Ayo bangun, sudah siang!”
Deani : “Apaan sih mama lebay, deh! Masih pagi
juga.”
Mama : “Udah jam 7 kurang 15, De.”
Deani : “Iya kan itu pagi, Ma. Siang tuh jam 12
ntar.”
Mama : “Cepetan siap-siap! Kalau sekolahnya telat
gimana?”
Deani : “Ya pulang lah, Ma.”
Mama : “Revan udah datang jemput kamu tuh.”
Deani : “Ha? Iya, Ma? Bilangin sama dia tunggu
bentar ya, Ma!” (Melompat dari tempat tidur dan segera siap-siap)
Deani
keluar dari kamar
Revan : “Kamu bangn jam berapa, sih? Kebo!”
Deani : “Iya tadi malam tuh aku buat tugas. Jadi
kesiangan deh, hehe sorry yah!”
Revan : “Alesannya ga kreativ banget, tiap hari
gitu mulu.”
Deani : “Kan gak seringan hehe.”
Revan : “Ga seringan gimana? Tiap hari iya.”
Mama : “Marahin terus, Van! Pagi ini jam weker nya
dibanting lagi tuh.”
Deani : “Mama” (Cemberut) “Nanti beliin lagi yah.”
Mama : “Males ah, Mama beliin kamu bantingin
terus.”
Deani : “Mama ih!” (Cemberut) “Yaudah, Dean pergi
dulu ya, Ma.” (Salam)
Mama : “Iya hati-hati di jalan, Nak!”
Deani : “Kan Revan yang nyetir, Ma.”
Mama : “Udah ah cepet sana! Ntar telat.”
Revan : “Pergi dulu ya, Tante.”
Mama : “Iya hati-hati.”
@Kelas
Rara : “Dari mana aja sih, De? Lama banget
datangnya.” (Sebel)
Deani : “Apasih kepo deeeh.”
Rara : “Serius tauk!”
Deani : “Biasa, ayam di rumah telat bangun hehe.”
Rara : “Becanda terus!”
Deani : “Iya-iya serius amat sih. Ada apa nih?
Kayaknya nungguin banget aku datang?”
Rara : “Tau ajadeh. Itu loh!”
Deani : “Apaan?”
Rara : “Ituuu!” (Melirik ke arah Nessa)
Deani : “Anak baru? Kenapa? Biasa aja kali.”
Rara : “Ih perhatiin deh gayanya. Sok banget.
Gila aja dia ke sekolah bawa chevrolet.”
Deani : “Ya biarin aja napa? Gak mau kalah? Bawa
fortuner lo dong!”
Rara : “Bukan gitu juga. Setidaknya dia sadar
dong, anak baru kok belagu gitu.”
Deani : “Udah ah, biarin aja. Lagian anaknya
lumayan, kok.”
Rara : “Lumayan apa? Cantik gitu? Songong iya!”
Pak Yen
masuk kelas.
Deani : “Loh? Kok udah masuk nih bapak?”
Rara : “Ya kan emang pelajaran pertama sama Pak
Yen.”
Deani : “Emang bel udah bunyi?”
Rara : “Udah dari tadi, Neng! Situ aja yang
telat.”
Diani : (Nyengir)
Pak Yen : “Saya tidak suka ada yang ribut di
kelas saya!”
Deani : “Ini kan kelas kami juga, Pak.”
Rara : “De!” (Menyenggol Deani)
Pak Yen : (Menatap marah) “Sampai dimana
pelajaran kita kemarin?”
Wahid : “Sampai
ku menutup mata...” (Acha
Septriasa-Sampai Menutup Mata)
Pak Yen : “Wahid!” (Bentak)
Wahid : “Hadir, Pak!” (Angkat tangan)
Pak Yen : “Dasar kamu! Yaudah kita lanjutin pelajaran
minggu lalu tentang kependudukan.”
Nessa : (Angkat tangan)
Pak Yen : “Ya?”
Nessa : “Pak, saya murid baru disini. Bisa tolong
jelaskan sedikit tentang pelajaran minggu lalu?”
Pak Yen : “Oh, ada murid baru ternyata. Udah
pada kenal semua?”
Murid : “Belum, Paaak.”
Pak Yen : “Loh? Kok belum?”
Rara : “Halah! Gayanya aja songong gitu. Mana
ada yang mau kenal. Sadarlah murid baru, Woy!”
Pak Yen : “Rara!”
Rara : “Emang bener loh, Pak.”
Wahid : “Ayo Raraaa! Ayooo!”
Murid : “Wahiiid!”
Wahid : “Hadir teman-teman!” (Angkat kedua tangan)
Rara : “Lihat Pak Yen, Hid!”
Wahid : (Mangancungkan dua jari ke arah Pak Yen
sambil tertawa)
Pak Yen : “Silahkan perkenalkan nama kamu,
Nak! Ayo berdiri!”
Nessa : (Berdiri) “Nessa. Nessa Adya. Pidahan dari
SMASI Pontianak. Alasan saya pindah kemari karena dinas kerja orang tua.”
(Datar)
Pak Yen : “Oke, ada yang mau berta...”
Nessa : “Kapan saya boleh duduk, Pak?”
Pak Yen : “Oh ya, silahkan.”
Rara : ”Lihat tuh gayanya ke Pak Yen aja gitu.
Songong banget!”
Deani : ”Udah biarin aja dulu.”
@Koridor
sepi, istirahat
Nessa : (Telp) “Mama tolong dong! Tolong Nessa! (Mahadewi-Dokter Cinta) Nessa murid baru
disini dan Nessa gak mau ngurus administrasi sendirian.”
Mama : “Mama sibuk sayang. Hari ini Mama ada 3
meeting sama klien baru dan Mama harus hadir.”
Nessa : “Setiap Nessa masuk sekolah baru selalu
gini, Ma. Nessa berasa sendirian tau gak.”
Mama : “Maaf, Nessa. Ini meeting penting gak bisa
Mama tinggalin. Nessa tolong ngerti ya.”
Nessa : “Nessa ngerti, klien Mama itu lebih penting
dari Nessa.”
Mama : “Bukan gitu sayang, tapi...”
Nessa : “Udah ah, terserah Mama!” (Membanting hp
dan berpapasan dengan Deani dan Rara)
Rara : “Cieee orang kaya buang-buang hp.”
Nessa : “Apa lo?”
Deani : “Idih, nyolot banget sih!”
Nessa : “Masalah?”
Deani : “Oh, yadong! Liat-liat dong lagi nyolot
sama siapa!”
Nessa : “Emang situ siapa? Anak pemilik sekolah
ini? Aku beli deh ni sekolah!”
Deani : “Halah! Gayaan lo!” (mendorong bahu Nessa)
Nessa : “Don’t make me kill you!”
Deani : “Uuuh takuuut! Hahaha!”
Rara : “Anak baru, songong lagi! Udahan yok, De!
Gapenting!
Nessa : “Sana lo! Gabutuh!”
@Gerbang
sekolah, pulang
Deani : “Sayang, kamu tau gak? Ada anak baru di
kelas aku. Gaya nya gak banget!”
Revan : “Kenapa? Cupu ya?” (Sibuk dengan tas nya)
Deani : “Gak sih. Eh, itu dia!” (Senggol Revan)
Revan : “Oooh...”
Deani : “Tertarik?”
Revan : “Ya gak dong. Just you dear.” (Tersenyum)
Deani : “Trust you.” (Senyum)
KEESOKAN
HARINYA
@Koridor
sepi
Nessa : (Telp) “Please, Mom! Please understand me!
I need you now!”
Mama : “Kamu gak bisa paksa mama, Sayang. Mama
sibuk.”
Nessa : “Why you always do this to me? You always
make me feel a rubbish you know! I feel I’m an unluckiest girl!” (Mematikan
telp, dan menekan tombol lain)
Papa : “Yes, Dear?”
Nessa : “I need your help right now.”
Papa : “Sorry, Dear. I’m busy right now. We can
talk each other soon after I’ve finished my work. Do you get it, Dear?”
Nessa : Yeah, I get it! I know! I feel I don’t have
parents. Just know! (Mematikan hp, tertunduk, dan menangis)
Revan : “Hei! Kenapa sendirian disini? Bel masuk
udah bunyi daritadi lho.”
Nessa : (Menghapus air matanya)
Revan : “Nangis ya? Kenapa? Siapa yang jahat?”
Nesaa : (Diam)
Revan : “Hellooo?”
Nessa : “What?”
Revan : “Ebuset! Jutek amat dah. Anak baru kan?
(Menunduk)
Nessa : “Yes, why?”
Revan : “Asdfghjkl! Bahasa inggris aku remed,
Neng!”
Nessa : “Apaan sih!” (Senyum dikit)
Revan : “Hehe, kenapa gak masuk kelas?” (Duduk di
samping Nessa)
Nessa : “Sendirinya?”
Revan : “Ini mau masuk kelas, ikut?”
Nessa : “Kelas nya kan beda.”
Revan : “Samain aja deh hehe”
Bu Diah : “Hei kalian yang disana!”
Revan : “Ya kami yang disini, Buk!”
Nessa : (Mencubit bahu Revan)
Bu Diah : “Revan, sini kamu!”
Revan : “Nessa nya dibawa atau ditinggal, Bu? Atau
ntar dikirim aja?”
Bu Diah : (Menghampiri dan segera membawa
mereka ke lapangan)
@Lapangan
upacara, hormat bendera
Nessa : “Kamu udah berapa kali diginiin?”
Revan : “Seringlah. Dari SD, tiap Senin aku ikut
upacara. Kecuali kalau lagi laper.”
Nessa : “Apaan sih, orang nanya serius juga.”
Revan : “Kalau yang serius itu, namanya pacaran.”
Nessa : “Ya gak gitu juga kaleee.”
Deani : (Datang) “Indonesia raya! Merdeka, merdeka!”
Revan : “Tanahku,
negriku. Yang ku cinta.”
Deani : “Aku nya mana?”
Revan : “Mamaku,
Deanku. Yang ku cinta.”
Deani : “Gitu dong. Hehe. Kalian dalam rangka apa
nih berduaan disini?”
Revan : “17 Agustusan, Yang. Kamu ga inget ya
sekarang tanggal berapa?”
Deani : “Masasih?” (Mengambil hp untuk melihat
tanggal)
Nessa : (Tertawa kecil)
Revan : “Ya gak song, Sayang. Sekarang kan udah
September.”
Deani : “Kamu ih!” (Cemberut)
Bu Diah : “Deani! Ngapain kamu disitu? Mau
ikut dihukum juga?”
Deani : “Ya gak lah bu!”
Bu Diah : “Terus ngapain disitu?”
Deani : “Introgasi pacar, Bu.”
Bu Diah : “Udah cepetan masuk kelas sana!”
Deani : “Yeee, Ibu nyolot amat sih!” (Masuk kelas)
@Lapangan,
pulang sekolah
Deani : (Masuk,
berhenti di tengah) Backsound Digital Muse-Supermassive Black Hole
Nessa : (Masuk,
sibuk dengan hp nya. Tidak sengaja menabrak Deani) Backsound Digital Taylor
Swift-Back to December
Deani : “Hei! Kalau jalan liat-liat dooong!”
Nessa : “Sorry.” (Pergi)
Deani : “Eeeits! Mau kemana dear? Sini bentar
dong.” (Menarik lengan Nessa)
Nessa : “Apasih? Aku mau pulang!”
Deani : “Selo lah! Gausah ngebentak juga!”
Nessa : “Terus kenapa ha? Gak suka?”
Deani : “Hmmm...”
(Senyum sinis) “Dia pikir, dia yang paling hebat. Merasa paling hebat, dan
paling dashyat.” (Sherina-Jagoan)
Nessa : “Childish
bgt sih! Haha.” (Mendorong bahu Deani) “All my life I’ve been good, but now?
Whoa! I’m thinking what the hell! All I want is to mess around,and I don’t
really care about!” (Avril Lavigne-What The Hell)
Deani : “Eh belagak ya! Berani?”
Nessa : “Em sorry yah, gak punya waktu buat
ngurusin orang cantik kayak lo!”
Deani : “Aku tau aku cantik, gausah dibilangin
juga! Cuma mau ingetin ya, jangan berani deketin cowok aku! Mati lo ntar!”
Nessa : “Pedean!”
Deani : “Lo kena sih anak baru songong banget?”
Nessa : “Terus masalah buat lo?”
Deani : “Banget! Lagian ngesok ih kemana-mana
nenteng hp. Pamer ya? Haha ajadeh!”
Nessa : “Kenapa? Iri aku pake iPhone?”
Deani : “Eh sorry lah! Aku punya BB!”
Nessa : “Aku punya catfiz!”
Deani : “Aku punya BBM!”
Nessa : “Aku punya twitter!”
Deani : “Aku punya pulrk!”
Nessa : “Aku punya instagram!”
Deani : “Aku punya twitpict!”
Nessa : “Aku punya blog!”
Deani : “Aku punya segudang novel!”
Nessa : “Aku punya chevrolet!”
Deani : “Aku punya Ferrari!”
Nessa : “Ah, gak penting punya urusan sama orang
kaya lo!” (Pergi)
Deani : “Dasar lo cupu!”
KEESOKAN
HARINYA
@Koridor
Revan : “Eh, ada Nessa. Lagi apa sendirian?”
(Senyum manis)
Nessa : “ Gausah deket-deket! Ntar nyonya nya
marah.”
Revan : “Dean ngelabrak ya semalam?”
Nessa : (Diam)
Revan : “Udahlah, dia emang gitu. Masih childish
banget. Sabar aja. Maafin Dean ya.”
Nessa : “Iya, gapapa kok.”
Revan : “Kamu kenapa sih? Dari kemarin aku
perhatiin sedih mulu. Terus liatin hp, eman di hp nya ada apa?”
Nessa : “Gak ada apa-apa kok.”
Revan : “Yakin?”
Nessa : “Iya yakin aku gapapa.”
Revan : “Cerita ajaaa.”
Nessa : (Menunduk, senyum, menggeleng)
Revan : “Yaudah kalau gak mau cerita sekarang.
Minta nomernya dong. Hehe”
Nessa :
(Tersenyum dan memberikan secarik kertas) Backsound Digital Carly Rae
Jepsen-Call Me Maybe
Deani : (Datang tiba-tiba) “Hellow! Cowok ini udah
punya pacar lho!”
Nessa : (Wajah jutek, pergi)
Deani : “Sayang, besok aku perfom lho. Kamu nonton
kan?”
Revan : “Loh? Besok ya?”
Deani : “Iya, kenapa Sayang?”
Revan : “Besok kan jadwal aku basket, Yang. Gimana
dong?”
Deani : “Bolos sehari aja gak masalah kan?”
Revan : “Bentar lagi ada pertandingan, Yang. Aku
kapten dan aku gak bisa ninggalin tim aku.”
Deani : “Pilih aku atau basket?”
Revan : “Yaaah, jangan gitu dong.”
Deani : “Aku gak mau tau ya, pokoknya kamu besok
harus datang!”
Revan : “Basket itu penting buat aku, Yang! Lagian
kan dari dulu aku gak suka kamu ngedance gitu. Aku lebih suka kamu ngelukis.
Aku suka cewek lembut.”
Deani : “Terserah deh! Gak datang, kita putus!”
KEESOKAN
HARINYA
@Panggung
Pertunjukan
MC : “Yak, itulah penampilan sari SMANSIX.
Sekarang saatnya kita menyaksikan kebolehan dari siswa SMANSA!” (Terdengar riuh
tepuk tangan penonton, penampilan dance, tatapan Deani mencari Revan)
Deani : (Setelah tampil) “Revan manasih? Mentingin
basket gak guna itu dari pada Aku ya! Oke, kamu cari masalah, Revan!” (Ngomong
sendiri, mengutak-atik hp) Ah! Ini Revan udah gak nonton, di telfonin juga gak
angkat! Apasih maunya? (Kembali mencoba menghubungi Revan) “Ayo dooong Revaaan!
Angkaaat!” (Kesal) “Huh! Terpaksa pulang jalan kaki nih!”
@Jalan
menuju rumah Deani, melewati taman
Deani : (Menumpahkan cat yang ada di tangan Nessa)
“Wow! Bagus ya!”
Nessa : “Dean! Apa-apaan sih?”
Deani : “Lo tuh yang apa-apaan! Perebut cowok
orang! Gak bisa apa cari cowok lain? Udah gak laku ya? Huh! Kasian banget!
Revan : “De!”
Deani : “Apa ha? Apa? Kamu mau ngomong apa? Udah
gak dateng di perfom aku, alasannya basket. Eh taunya disini lagi asyik sama
anak baru perbut cowok orang. Jadi dia yang udah ngajarin kamu bohong sama aku
ya? Haha ajadeh!”
Revan : “Oke aku bisa jelasin!”
Deani : “Tak
mau lagi aku percaya pada semua kasih sayangmu. Tak mau lagi aku tersentuh pasa
semua pengakuanmu. Kamu takkan mengerti rasa sakit ini. Kebohongan dari mulut
manismu. Pergilah kau! Pergi dari hidupku! Bawalah semua rasa bersalahmu!
Pergilah kau! Pergi dari hidupku! Bawalah rahasiamu yang tak ingin kutahui!”
(Sherina-Pergilah Kau)
Revan : “Maafkan
kali ini aku harus jujur. Kau harus tau siapa aku sebenarnya. Terpikir dalam
benakku tentang cinta terlarang, selama ini ku pendam. Jangan salahkan keadaan
ini sayang. Semua adalah keterbatasanku saja. Tak mampu menjadi yang kau mau.
Aku mencoba dan aku tak mampu. Tak bisa lagi mencintaimu dengan sisi lainku.
Aku tak sanggup menjadi biasa, aku tak sanggup. Tak ada satupun yang mungkin
bisa terima kau seperti aku. Aku mohon jangan salahkan aku lagi. Ini aku yang
sebenarnya. (Kerispatih-Aku Harus Jujur)
Nessa : “She
wears short skirts, I wear t-shirts. She’s cheer captain and I’m on the
bleachers. Dreaming about the day. When you wake up and find that what you’re looking
for has been here the whole time. If you can see that I’m the one who
understand you been here all along. So why can’t you see you belong with me?
You belong with me. (Taylor Swift-You Belong With me)
Deani : “Diem lo!” (Pergi)
@Rumah
Deani
Deani : “Mamaaaaaa!” (Menangis)
Mama : “Apasih teriak-teriak kaya dihutan gitu,
De?”
Deani : “Aku putus sama Revan, Ma.”
Mama : “Iya? Kenapa? Kok bisa?”
Deani : “Revan jahat, Ma! Revan selingkuh!”
Mama : “Revan gak mungkin gitu kalau gak da
alasannya, De. Kamu ada masalah apa sama dia?”
Deani : “Dean cuma mau dia nurut sama semua apa
kata Dean, Ma.”
Mama : “Itu namanya egois sayang. Gak ada cowok
yang suka sama cewek egois. Apalagi kamu masih childish banget. Selama ini Mama
liat Revan udah sabar banget ke kamu. Tapi kamu nya yang gak sadar-sadar. Kamu
terlalu posesif, De. Kasian dia.”
Deani : “Mama apaan sih kok malah bela Revan?”
Mama : “Mama Cuma nyadarin kamu, De.”
Deani : “Udah ah, Dean mau tidur. Capek!”
@Rumah
Nessa
Nessa : “Masuk dulu yuk, Van.”
Revan : “Segan sama orang tua kamu.”
Nessa : “Gapapa ah, sekalian dikenalin.” (Masuk)
“Hei Pa, Ma.”
Mama : “Hei juga sayang. (Melihat laptop)
Papa : “Mau makan apa siang ini, Nessa?
(Terfokus pada laptop)
Nessa : “I’m here hellooo!”
Mama : “Iya ada apa sayang?”
Papa : “Lho itu siapa, Nal? Pacar kamu?”
Nessa : “Tutup dulu dong laptopnya.” (Mama Papa
tersenyum dan menutup laptopnya) “Kenalin, ini Revan teman baru Nessa. (Revan
menyalami Papa Mama Nessa)
Mama : “Ayo silahkan duduk Revan”
Revan : “Iya tante.”
Papa : “Yakin Cuma temen, Nes?” (Tersenyum)
Nessa : “Ih Papa apaan sih. Iya Cuma temen kok,
Pa.”
Revan : “Pedekatean lebih tepatnya om.” (Tertawa)
Mama : “Nah, itu Revan nya ngaku.”
Nessa : “Revan becanda doang tuh, Ma.” (Senyum
malu)
Revan : “Kalau serius gapapa kan, Om? Hehe.”
Papa : “Iya, tapi kamu dilarang keras buat Nessa
sedih.”
Revan : “Siap om!” (Hormat)
Nessa : “Apaan sih Revan.” (Mencubit bahu Revan)
Revan : “Hehe, yaudah pamit pulang dulu ya, Tante.”
Mama : “Loh kok cepet banget?”
Revan : “Iya mau laihan basket, Tante. (Salam Papa
Mama)
Papa : “Hati-hati di jalan, Van. Makasih udah
nganterin Nessa pulang ya.”
Revan : “Iya om.” (Pulang)
Mama : “Ganteng, Nes. Cieee anak mama.”
Nessa : “Apaan sih mamaaa.”
Papa : “Kayaknya baik kok.”
Nessa : “Cuma temen kok, Pa.”
Papa : “Iyadeh temen. Oh ya, ada yang mau Mama
bilang tuh.”
Mama : “Loh? Kok Mama sih, Pa?”
Nessa : “Kenapa? Apa ada, Ma?”
Mama : “Sini duduk dulu, Sayang.”
Nessa : “Iya ada apa, Ma?” (Duduk)
Mama : “Maaf sayang, pindahnya kita kemari
ternyata ada kesalahan data. Kita seharusnya pidah ke Magelang. Bukan kemari.”
Nessa : “Oh gitu ya, Ma?” (Lemes)
Mama : “Maaf sayang.”
Nessa : “Padahal Nessa baru kenal Revan.”
Mama : “Ini bukan Mama yang mau, Nessa. Mama Papa
cuma menuhin tugas.”
Nessa : “Kapan kita pendah lagi, Ma?” (Lirih)
Mama : “Maaf Nessa, maaf. Tapi kamu mau gak mau
harus ikut. Jarak sini ke Magelang jauh. Kamu sama Revan kan bisa LDR sayang.”
Nessa : “Kapan?” (Mulai menangis)
Papa : “Maaf sayang. Papa gak mau ngerusak
kebahagiaan kamu. Kita harus pindah besok.”
Nessa : “Secepat itu, Pa?”
Mama : “Mama janji sayang, mama janji bakal
luangin waktu lebih banyak buat kamu setelah kita disana.”
Nessa : “Uya tapi harus secepat itu?”
Papa : “Maaf, Nak.”
Nessa : “Iya gapapa, Nessa ngerti. Nessa ke kamar dulu
ya.” (Pergi)
@Depan
kelas. Deani dan Nessa sedang bermain gitar. Revan lewat.
Nessa : “Kau
lewatdi depan kelasku. Mata ini tertuju kepada dirimu. Dan ternyata matamu
tertuju padaku. Aku malu, bingung, salting. Oh Tuhan jantungku berdetak,
berdetak dengan kencang. Senyumanmu buat aku deg-degan. Tatapanmu buat aku jadi
deg-degan. Aku bingung.” (Vierra-Deg-Degan)
Deani : “Lihat,
lihatlah aku. Dekat, dekati aku. Sayang, sayangi aku. Bawa, bawalah aku
bersamamu. Apakah kau merasakannya? Pertanda cinta. Beri, beri pertanda.
Pertanda cinta. (Vierra-Pertanda Cinta)
Nessa : “Pertemuan
singkat dan berjalan sangat cepat. Tidak disangka aku langsung terhipnotis
olehmu.” (Vierra-Pertemuan Singkat)
Deani : “Dimana?
Kamu dimana? Disini, bukan. Kemana? Kamu kemana? Kesini, bukan. Katanya pergi
sebentar, ternyata lama. Taukah aku sendiri menunggu kamu. Jangan pergi-pergi
lagi. Aku tak mau sendiri. Temani aku tuk sebentar saja, agar aku tak
kesepian.” (Vierra-Kesepian)
Nessa : “That
I’m not a princess, this ain’t a fairytale. I’m not the one you’ll sweep off
her feet. Lead her up the stairwell. This ain’t Hollywood, this is a small
town. I was a dreamer before you went and let me down. Now it’s too late for
you and your white horse to come around. (Taylor Swift-White Horse)
Deani : “Ku
harus pergi meninggalkan kamu, yang telah hancurkan aku. Sakitnya, sakitnya, oh
sakitnya. Cintaku lebih besar dari cintanya. Mestinya kau sadar itu. Bukan dia,
bukan dia, tapi aku.” (Judika-Bukan Dia Tapi Aku)
Nessa : “I
don’t know what to say since the twist of fate when it all broke down. And the
story of us looks like a lot like a tragedy now.” (Teylor Swift-Story Of Us)
Deani : “Kau
yang slalu menjagaku disaat ku bersedih, dimana kau kini? Kau yang slalu
memelukku disaat ku menangis, mengapakah kau pergi?” bahagia kau lihat
terpurukku disini? Menanti kau kembali. Aku masih cinta, aku masih sayang.
Walau kau sakiti hatiku. Aku masih setia, masih tetap setia. Walau kau sakiti
hatiku, kau hancurkan aku.” (Ashilla Zee-Masih Cinta)
Nessa : “I
hate stupid ild pickup truck you never let me drive. You’re redneck, heartbreak
who’s really bad at lying. So watch me strike a match on all my wasted time. As
far as I’m concerned, you’re just another picture to burn!” (Taylor
Swift-Picture to Burn) (Nessa pergi, Revan memegang tangan Nessa)
Revan : “I
can see you if you’re not with me. I can say to myself if you’re okay. I feel
you if you’re not with me. I can’t reach you myself, you show me the way.”
(Bodan-Not With Me)
Nessa : “Sorry, Van. Kamu lebih baik sama Dean.
Hari ini aku harus pindah ke Magelang.”
Revan : “Magelang?”
Nessa : “Iya, Mama Papa pindah kerja lagi.”
Revan : “Tapi kan bisa LDR.”
Nessa : “Lebih baik kamu sama Deani yang
benar-benar ada disini. Aku yakin dia bisa ngerubah sikap childish nya kalau
kamu ngomong baik-baik. Iya kan, De? (Tersenyum kepada Deani)
Deani : (Menunduk)
Revan : “Apa
salahku? Kau buat begini. Kau tarik ulur hatiku hingga sakit yang kurasa. Apa
memang ini yang kamu inginkan? Tak ada sedikitpun niat tuk serius kepadaku.”
(The Massive-Apa Salahku)
Nessa : “Maaf, Van. Tapi aku tau ini yang terbaik.
Udah sana samperin Deani!” (Tersenyum)
Revan : “Kamu cewek yang paling baik yang paling
baik, paling sabar. Aku senang bisa dekat sama kamu.”
Nessa : “Thanks, Van.”
Deani : “Nes...”
Nessa : “’Iya, De?”
Deani : “Makasih banget ya.”
Nessa : “Iya, lagian kalau aku ada di posisi kamu,
aku juga bakal berharap baget kejadian ini terjadi. Kita sama-sama cewek, Dean.
Aku ngerti, aku tau apa yang kamu rasain.” (Tersenyum)
Deani : “Maaf ya Nessa. Aku udah jahat banget sama
kamu.”
Nessa : “Iya gapapa kok. Lupain aja.”
Deani : “Eh iya, ini pin aku. Kalau udah nyampe
Magelang kabari ya.”
Nessa : “Sip sist.” (Menepuk bahu Deani)
CLOSING
Backsound
digital : Taylor Swift-Fifteen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar